Rabu, 08 Februari 2012

Puisi

DOK. ISTIMIEWA
Herlina
Sahabat

Sahabat adalah napasku
Maka aku bisa mati tanpamu
Jika suatu hari kau melihat aku terbalut kain
putih dan tidur dalam tumpukan tanah
Ketahuilah, selama aku masih dianggap sahabat
Aku akan tetap hidup di hatimu
Karena itu mohon jangan lupakan aku
Walau diriku hanya debu di hatimu
Peganglah kayu walaupun rapuh
Ingatlah aku walaupun jauh

Herlina
Pelangi

Setetes air mewakiliku menghapus salahku padamu
                Setitik debu mewakilikiku menutup lukamu
padaku
Kini satu bintang mewakiliku menerangi hatimu
kelabu
                Kini sebuah pelangi mewakiliku memberi
warna hidupmu yang baru



K.H. Mustofa Bisri
Sujud

Bagaimana kau hendak bersujud pasrah
Sedang wajahmu yang bersih sumringah
Keningmu yang mulia dan indah
Begitu pogah minta sajadah
Agar tak menyentuh tanah

Apakah kau melihatnya seperti iblis
Saat menolak menyembah bapakmu
Dengan congkak
Tanah hanya patut diinjak
Tempat kencing dan berak
Membuang ludah dan dahak
Atau paling jauh hanya lahan pemanjaan nafsu Serakah dan tamak

Apakah kau lupa
Bahwa tanah adalah bapak dari mana
ibumu dilahirkan
Tanah adalah ibu yang menyusuimu dan
memberi makan
Tanah adalah kawan yang memelukmu
dalam kesesendirian
Dalam perjalanan panjang menuju keabadian

Singkirkan saja sajadah mahalmu
Ratakan keningmu
Latakan heningmu
Tanahkan wajahmu
Pasrahkan jiwamu
Biarlah rahmat agung Allah membelaimu
Dan terbanglah kekasih

K.H. Mustofa Bisri
Aku Tak Bisa Lagi Menyanyi

Bagiku kini tak ada lagi lirik dan musik yang menarik
untuk kunyanyikan bersamamu atau sendiri
Burung-burung terlalu berisik mendendangkan
apa saja setelah mereka merdeka
Membuatku tak dapat lagi mengenali suaramu
atau suaraku sendiri

Taman tempat kita istirah
becek darah yang seharusnya tak tumpah
Jalan-jalan tempat kita mendekatkan hati
Tertutup dihadang geram dan amarah
Malam-malam tempat kita menyembunyikan cinta
telah dionarkan kobaran kebencian
Daging-daging yang selama ini kita manjakan pun
ikut terpanggang api dendam

Udara di seputar kita meruapkan bau terlalu anyir
Dan lalat-lalat berpesta dimana-mana
Bagaimana aku bisa menyanyi?
Aku tak mampu meski menyanyikan lagu duka
Aku tak bisa mengadukan duka pada duka
Mengeluhkan luka pada luka
Senar gitarku putus
Dan aku tak yakin mampu menyambungnya lagi
Dan langit pun seolah sudah muak
dengan lagu-lagu bumi yang sumbang

Maaf sayang,
aku tak bisa lagi menyanyi bersamamu atau sendiri
Entah, jika tiba-tiba Nabi Daud datang
membawa seruling ajaibnya

Nov, 1998


Biodata Singkat:

K.H. Mustofa Bisri, Da'i dan penyair. 
Herlina, siswa kelas VIII SMP Plus Pagelaran. 

1 komentar:

  1. Hidup di temani sepi lebih baik mati,
    Hidup di temani kejahatan lebih baik mati,
    hidup di temani kebaikan lebih baik mati,
    Karna mati seakan memulai hidup baru yang lebih baik.

    BalasHapus